Saturday, March 16, 2013

Puisiku Untuk Ia


Melihat indahnya dunia
Kulihat indahnya dia
Bagai puisi tanpa makna
Hanya rasa yang bisa merasa

Merasuk itu ke dalam hati
Hati yang awalnya kosong tak berisi
Mencerna arti dari itu
Cukup aku, Dia dan ia yang tahu

Menduga tak kusangka
Ternyata ia punya rasa yang sama
Mencoba menyatukan
Benarkah itu dari Tuhan

Bertanya karena aku tak meminta
Tapi, itu memilihnya
Ku rasa aku pernah merasakannya
Karena sangat mengusikku, Oh ia

Berdoalah,
Bersabar dan tabah

Awal dari sebuah akhir
Akhir dari sebuah awal yang tek berakhir
Selamanya,
Ketika Allah ridha akannya
Dengan harapan besar itulah adanya
Hanya Engkau Allah yang bisa mewujudkannya.




                Goresan puisi itu, masih rapi tersimpan dalam buku biru kecil milikku dan milik seorang yang pernah menjadi istimewa. Buku yang menjadi salah satu saksi akan keharmonisan rasaku dengan rasanya. Sepenggal kisah yang lama kurajut dengannya, seakan berakhir dengan bahagia. Bahagia bagai kisah romantis Muhammad dan Khadijah, yang selalu bahagia sampai habis masanya. Kisah cinta mereka begitu sempurna. Selisih umur yang terpaut cukup jauh tidak menjadi penghalang akan cinta kasih dua insan itu. Aku seorang insan yang berharap akan datangnya cinta suci itu, merasa bahwa cinta itu telah datang semenjak aku bersamanya. Mengikat janji dan berharap abadi selamanya.

2 comments:

  1. lukisan di atas mata air

    ReplyDelete
  2. :) Lukisan ya?
    Seperti lukisan pelangi di atas mata air. :) Bagus.

    ReplyDelete