Wednesday, April 8, 2015

Start to new Story

Jika suatu saat kau membacanya, yakinlah bahwa bukan aku yang memilihmu.
Tapi, Allah-lah yang telah meilihkanmu untukku dan memilihkankanku untukmu.

Tak ada kenyataan tanpa diawali harapan
dan harapan yang berjalan bersamaan dengan doa, membuat takdir terwujud lebih cepat.

Tak ada kebahagiaan tanpa di awali tangisan
dan kebahagiaan itu adalah hadiah Allah atas pengorbanan yang diperjuangkan dengan benar.

Allah benar atas segala firman-Nya.
"Mintalah kepadaKu (Allah), maka akan Ku (Allah) berikan".

dan kini, semua telah jadi nyata...
Kamu, Aku dan kisah masa datang telah menunggu kita...
Kuas-kuas penuh warna sudah siap untuk terlukis di atas kanvas putih,
yang tak lain itu adalah lembaran lukisan yang akan menjadi potongan-potongan mozaik akan indahnya cerita yang Allah telah siapkan untuk Kita.
Iya, kita berdua. Hanya untuk kita dan masa depan kita.

dan hanya lewat tulisan ini, izinkan aku memanggilmu SAYANG. Hanya lewat tulisan. Bolehkah?
Jika tak kamu izinkan juga tak apa.
Toh aku akan tetap memanggilmu dengan sebutan itu. karena kelak aku akan belajar menyayangimu dengan baik. Kapankah itu? Ya, saat janji suci itu telah terucap dan terikrar kuat diantara kamu, aku dan tentunya Allah.

um, Sayang,..
Sedikit aneh memanggilmu begitu. tapi tak apa.
Anggaplah aku sedang belajar mengeja.

Sayang...Tidakkah kamu berfikir bahwa dulu, aku terlalu aneh?
Mungkin memang hanya pemikiranku yang aneh,
Aku tak pernah menyangka bahwa kisahku akan berawal dari rasa sakit yang teramat di waktu dulu.
Rasa sakit atas kesalahanku, beharap atas hal yang tak berhak untukku.

Sayang,.. Mungkinkah hal yang pernah ku perjuangkan itu aneh?
pasti akan kamu jawab dengan tegas "TIDAK".
Karena kamu pasti juga tau, bahwa yang ku lakukan dulu, hanyalah berharap kebahagiaan dari Allah.
Bertemu seorang yang baik, hidup berbahagia, berharap ridhoNya dan abadi sampai di Surga.
Tak salah kan, jika aku memperjuangkannya?

Dan tahukah kamu bahwa yang kulakukan dulu adalah seperti apa yang kamu perjuangkan setelah bertemu denganku?
Kamu selalu meyakinkan aku dengan berbagai alasan, cerita, bahkan permohonan yang kadang ku abaikan.
Tapi taukah, jika dibalik kesombonganku mengingkari adanya kamu, ada satu harapan kecil yang aku gantungkan.

Iya, bergantung pada Allah atas janjiNya.
Harapan kecil yang tak lain adalah, akan adanya seorang yang kan memperjuangkanku, Berdoa untukku, dan berharap yang terbaik untukku.
Iya, harapan itu hanya padamu. hanya padamu, wahai Sayangku.

Aku tau, mungkin semua yang dulu pernah ku perjuangkan membuatmu cemburu.
Membuatmu sakit dan merasa sedih.
Tapi percayalah padaku, bahwa, kelak aku akan belajar menyayangimu hingga ujung usiaku.

Sayang, maafkan aku yang dulu tidak bisa mengerti.
Aku terlalu bodoh hingga berusaha mengelak akan takdir Allah.
Mengelak kehadiranmu dan berusaha mengabaikanmu dengan harapan bukan kamu.

Tapi sayangku,
Jika aku tau kamu akan datang, mungkin aku akan memperbaiki diriku lebih cepat.
Mungkin aku tidak akan mengharapkan orang lain dan hanya fokus menunggumu,

Sayangku. Mungkin itulah takdir yang telah ditulis buat kita.
Agar kita semakin kuat, semakin percaya dan semakin erat untuk bersama.
Bukankah itu cukup membahagiakan?
Menunggu Allah untuk memberikan cerita indah di akhir perjuangan.

dan.. hari itu...
Sungguh Istimewa.

5 April 2015.

Alhamdulillah, Satu persatu mimpi telah jadi nyata.
dan itu adalah salah satu perjuanganmu, Sayang.
Yang tak akan terlupakan, dan yang akan selalu ku syukuri.

Terima kasih telah memercayaiku.
Terima kasih telah memilihku.
dan terima kasih atas doa dan perjuanganmu.

Dengan bismillah, semoga kisah kita selanjutnya kan terus bergulir hingga tutup usia kita. Aamiin.




Jogjakarta, 8 April 2015

untukmu, yang selalu ku harap dan ku banggakan

2 comments:

  1. Salam kenal :) maasyaa Allah, tulisannya bagus2 berkunjung juga yah di blog ku http://nirmamagfirah.blogspot.com/

    ReplyDelete
  2. alhamdulillah, makasi ya @Nirma.
    Langsung cuss blognya...:D

    ReplyDelete