Thursday, August 11, 2016

Menjadi Ibu adalah Keajaiban

Penasaran dengan bagaimana rasanya pertama kali tahu bahwa kamu akan jadi seorang ibu?
Terutama bagi kamu yang sudah menikah dan mendambakan keturunan.
Yap, kali ini aku akan cerita tentang bagaimana rasanya. Um, lewat rasa yang ku alami.
Meskipun cerita ini hanya singkat,
Meskipun tiap orang rasanya berbeda,
Meskipun ada yang lebih baik dalam merasakannya,
Semoga bisa mewakili.

Jika kamu ingin tau gimana rasanya akan jadi ibu,
hihi, rasanya bener-bener Subhanallah.
Seneng karena Allah kasih kepercayaan bakal jadi seorang Ibu
Cemas karena ngerasa belum pantes dan siap untuk bisa disebut dengan sosok penuh cinta yang dipanggil"IBU".

Saat itu, tepat di hari kamis pada bulan April,
Aku dan abang memutuskan untuk ke Rumah Sakit.
Keputusan ini sudah bulat setelah kita berdua menimbang banyak hal.
Takut, cemas, khawatir dan rasa tidak percaya diri menghantui.
Namun, bismillah.
Kita harus memastikan sendiri bahwa yang kami rasakan saat itu adalah sesuatu yang perlu diperjelas kebenarannya.

Maklum, kita berdua telah hidup bersama selama 6 bulan dan mulai bertanya-tanya.
Menunggu sesuatu yang belum pasti itu cukup berat dan membosankan, meskipun kita berdua berusaha saling menguatkan,
Terlebih saat ada mereka yang bertanya.
"Sudah isi belum?"
"Kapan ini punya baby?"
"Kamu nunda punya momongan kah?"
Ah, itu memberatkan saat aku sendiri juga penasaran kenapa hari itu tak kunjung tiba.
Apa ada yang salah denganku?
atau ada yang salahkah dengan abang-ku?
Tapi alhamdulillah, itu hanya sekedar pemikiran negatif yang datang dan jika dipelihara akan merusak sebuah mimpi juga harapan yang telah dibangun.

Aku sangat bersyukur,
Terlebih karena Allah telah memilihkan pendamping yang terbaik buat aku.
Dia selalu mendengar keluh kesahku, memberikan nasihat dan perlindungan terbaik untukku.
Yang pasti, abangku adalah suami idaman yang terbaik buat aku.
Soalnya, kalau mulai cerita betapa aku bersyukur punya suami seperti dia, tulisan disini akan penuh tentang abang.
Insya Allah, aku akan cerita. Tapi nanti.

Yap, dari sekian banyak rumah sakit kusus ibu dan anak yang ada di Surabaya, kami memilih untuk konsultasi dan periksa ke RSIA Lombok Dua Dua di jalan Flores.
Kenapa disana? Hehe, alasannya simpel.
Karena abang merasa perawatan disana cukup bagus.
Penasaran sama pelayanannya?
Silahkan cek di websitenya. hihi

Saat itu, pertemuan pertama kita dengan dokter Indarta.
Orangnya sudah agak "sepuh" dan berkaca mata.
Tapi beneran, orangnya masih terlihat sangat sehat, pinter dan islami. Menurutku sih.
Bertemu pertama kali, aku sendiri merasa canggung dan takut.
Tapi, karena abang minta untuk mencoba terlebih dahulu, aku berusaha percaya.
Tak lupa aku pesan ke abang untuk tetap tinggal di sebalahku. "Please dont let me alone".
Bukannya apa-apa, tapi aku sebagai seorang perempuan yang merasa hanya suamiku orang dewasa pertama yang melihat perutku saat aku uda baligh, agak kurang cocok jika harus ada lelaki lain.
Yaa, meskipun itu dokter kandungan, ya. Hanya seorang dokter kandungan.

Perasaan was-wasku mulai kambuh saat dokter meminta aku untuk USG dibantu dengan seorang perawat berjilbab kuning.
Deg-degan juga karena ini adalah pengalaman pertama.
Mungkin aku terlihat sedikit alay saat itu.
Aku tegang dan tak bisa bicara apa-apa.
Meskipun dokter sudah membaca bismillah dan syahadat saat mulai meletakkan alat itu di atas perut, aku masih tetap was-was.
Disamping khawatir bahwa aku belum hamil atau takut jika saat USG, terlihat ada yang tidak beres dalam perutku. Atau kekhawatiran yang lain lah.

Rasa tegang mulai mencair saat tiba-tiba dokter Indarta bilang,
"Ini lho, alhamdulillah, sudah ada. Bisa lihat?"
Aku mencoba mencari-cari, mana?
Tidak ada gambar jelas, hanya layar hitam putih yang bergerak-gerak.
Lalu dokter Indarta menambahkan,
"Ini janinnya, alhamdulillah, selamat ya... panjangnya sudah 0,5cm dan usia masuk 2 minggu" sambil kursor komputer menujuk pada sebuah bintik warna hitam dengan dikelilingi semburat putih.

Wow, alhamdulillah. Itu calon baby?
Kecilnya? Masya Allah baru tau.
Jika bisa ditulis waktu pertama kali dengar itu, ya Allah....
Kaget? Iya
Senang? Sangat
Bahagia? Buanget nget nget
dan saat ku lihat abang yang juga memandangku saat itu, dia tersenyum dan ku tahu bahwa dia sangat bahagia.
Alhamdulillah ya Allah. Aku akan jadi seorang IBU.
Beryukur banget saat malam itu, pengen nangis karena saking bahagianya.
Akhirnya kita berdua akan punya seorang yang anak.
Eh ceritanya nge gantung ya?
Hehe, sebenarnya...aku sekarang sednag membayangkan saat itu.
Agak sulit jika di tuliskan disini.

Ini mungkin sebagian kecil dari rasa yang bisa di ungkapkan, lebih dari itu.
Aku dan abang sangat bersyukur.
Jauh sebelum nanti anak kita lahir, kita berdua telah menyayangi dan mencintai dia.
Untuk itu, sampai saat ini kami akan terus belajar.
Belajar dan tumbuh bersama menjadi orang tua yang baik buat anak-anak kelak.

No comments:

Post a Comment